Outlined Text Generator at TextSpace.net
Elephant Traffic
1,000 Backlinks - $9.99

Belajar Dari Kisah Sepatu

Written By pepz32 on Sabtu, 08 Oktober 2011 | 06.12




Suatu hari di beranda sebuah rumah, tepatnya di rak sepatu yang terisi
dengan beberapa pasang sepatu terjadilah ribut-ribut antara 2 pasang
sepatu. Sepasang sepatu yang pertama disebut dengan Sepatu A dan sepatu
yang kedua disebut dengan Sepatu B.


Saat itu, sepatu A baru saja dipakai untuk jalan-jalan oleh tuan nya.
Keadaan sepatu A sudah kotor dan jahitan sepatunya sudah sedikit
terbuka. Sedangkan sepatu B masih bersih dan kinclong karena memang
sepatu B ini hampir tidak pernah dipakai oleh tuannya.




�Yah, kasian sekali kamu A, hampir tiap hari dipakai oleh tuan. Kayak
aku dong, hidup santai � santai aja dan selalu bisa beristirahat di rak�
kata Sepatu B meledek Sepatu A.




�Loh?! Dasar kamu ini, lebih baik aku dipakai terus daripada nganggur kayak kamu� sahut si Sepatu A membalas.




�Jangan sok baik kamu! Lihat, gara-gara dipakai terus badan kamu sudah
mulai terlihat tidak indah lagi. Kamu pasti iri sama badanku yang masih
mulus ini� kata Sepatu B yang masih ngotot.




�Bukannya aku sok baik, tapi lebih baik aku rusak , hancur karena
terpakai dan bermanfaat bagi manusia dibandingkan aku harus rusak karena
hancur sendiri di sebuah rak sepatu karena terkena proses alami menjadi
debu. Aku tidak mau hancur sia-sia seperti itu�




�Apa maksudmu?! Kamu mau menyindir aku karena aku tidak pernah terpakai dan akan hancur sendirinya?!




Sepatu B pun mulai panik dan marah. �Tidak, aku tidak menyindirmu kok.
Kita ini adalah sepatu, aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa apabila
kita ini tidak dipakai, lama lama akan hancur dan rapuh sendirinya
menjadi debu. Jadi bukan berarti santai-santai dan tidak pernah dipakai
itu kamu senang. Harusnya kamu was-was, karena kamu itu bisa hancur
sia-sia. Sayang potensi dan bakat mu untuk melindungi kaki manusia tidak
terpakai�



Sepatu B pun termenung sejenak dan tidak dapat berkomentar lagi. Ia memikirkan bagaimana nasib nya sekarang.


�Sekarang kita lihat, aku mungkin sudah mulai tidak indah. Kotor dan
jahitan sudah mulai lepas. Tapi aku akan bertahan lebih lama dari mu,
karena aku sudah sering terlatih untuk menjadi lentur dan kuat. Aku
terbiasa dalam segala keadaan, mau itu panas, dingin, becek, licin.
Makanya aku menjadi sepatu yang kuat walaupun tidak nampak begitu indah
dari luar.� Kata Sepatu A yang kembali menjelaskan.




�Maafkan aku ya A, aku telah mengejekmu. Ternyata kamu lebih bermanfaat
dari aku, dan aku ini seperti sepatu sia-sia saja. Semoga aku dapat
bermanfaat di hari depan. Terima kasih ya telah menyadarkan ku� jawab
Sepatu B yang telah sadar.




Cerita tadi adalah suatu cerita yang sebenarnya dapat kita gambarkan
sebagai cerita tentang diri kita masing-masing. Sepatu B itu kita, dan
Sepatu A adalah orang tua / guru / teman kita yang sering kali
mengingatkan kita.

Kita dapat belajar dari cerita tadi bahwa kita terlahir sebagai manusia adalah suatu KARUNIA YANG BAIK.
Karena di dunia manusia inilah kita dapat sebanyak-banyaknya menanam
bibit kebajikan dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebagai manusia,
kita semua memiliki potensi dan bakat masing-masing, tapi sering kali
kita sia-siakan begitu saja dan tidak mau mengasahnya. Kita itu sering
kali hanya mau ENAK-ENAKAN dan tidak mau merasakan PAHIT terlebih
dahulu. Padahal hal itulah yg memperkuat mental kita.


Potensi dan bakat itu harus di asah dan dipakai. Apabila tidak, akan
terbuang sia-sia begitu saha. Janganlah hanya berdiam diri, tapi galilah
potensi dan bakat yang ada di dalam diri kita. Walaupun itu harus
terluka dan gagal. Itu akan menjadi modal kita untuk sukses dan
bermanfaat bagi orang lain. Contoh lain, apabila seorang yang sudah 2
tahun belajar bahasa Mandarin di China, lalu setelah pulang ke Indonesia
tidak pernah melatih dan menggunakan bahasa Mandarin yang telah
dipelajarinya, apakah 1 tahun ke depan ia masih tetab bisa berbahasa
Mandarin? Bisa, tapi kemampuan nya terus berkurang tiap hari nya.
Mungkin beberapa tahun lagi ia akan lupa total bila tidak pernah
mengasahnya lagi.




Intinya adalah Kita jangan takut untuk menggali potensi dan bakat diri
kita dan harus mengasah, menggunakannya baik-baik agar tidak menjadi
sia-sia dan hilang begitu saja.




�Lebih baik mati dalam perang dan kalah dalam pertandingan secara
terhormat dibandingkan hanya berdiam diri dan tidak bertempur / tidak
bertanding sama sekali.�




Dari cerita di atas juga kita belajar dari sikap Sepatu A, yaitu
bijaksana. Sudahkah kita bijaksana hari ini? Sepatu A menanggapi ledekan
Sepatu B dengan sikap tenang tanpa menggunakan nada tinggi. Begitulah
harusnya manusia yang bijak menanggapi segala sestau dengan tenang dan
kepala dingin. Karena dengan sikap tenang, lawan bicara kita pun akan
menjadi kalem dengan sendirinya. Begitu juga dengan Sepatu A yang mau
mengingatkan Sepatu B yang telah terjerumus. Itulah fungsi manusia
sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Yaitu saling
mengingatkan kepada teman untuk tetap berada direl dan jalur yang benar.





Saya mau SUKSES dan JUARA, tapi saya kemungkinan akan
mengalami GAGAL dan KALAH. Karena itu semua adalah proses pembelajaran
bagi diri saya untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.




Believe You Can Change, You Will get Chance!

Gan inget kata Andrie Wongso,

"Success Is My Right!"


GAN! Artikel ane yang ini juga masuk webnya Andrie Wongso Motivator No 1 Indonesia gan, cek TKP gan!



http://www.andriewongso.com/artikel/..._Kisah_Sepatu/


Makasi gan yang udah baca, ane cuma mau berbagi dan mudah2an berguna dan menginspirasi..




0 komentar:

Posting Komentar

free counters